Pesta demokrasi yang rutin dilaksanakan di Indonesia (yang seharusnya
bukan demokrasi lagi melainkan liberalisasi. Mencerminkan wajah tikus
yang kita gunakan untuk memvonis seseorang sebagai koruptor, ketika
semua orang berbondong-bondong untuk mengiklankan diri dengan
menghabiskan dana hampir 3 Triliyun rupiah (Kompas, 9 Februari 2009)
mereka lupa dengan kewajiban yang seharusnya dibela dan dikaji. Dana
sebesar itu seharusnya bisa untuk membangun dan membawa Indonesia
menjadi negara sejahtera. Dengan dana 3 Triliyun, bisa memperbaiki
Infrastruktur yang sudah sangat BURUK dan satu hal yang terpenting,
bahwa hal tersebut menyangkut masa depan Bangsa Indonesia, yaitu
PENDIDIKAN.
Ketika mereka sibuk kampanye, menghabiskan uang membuat topik mengenai
pendidikan menjadi tenggelam, yaitu dengan dibentuknya BHP (badan
Hukum Pendidikan). Kita hanya mendengar Mahasiswa berdemo tapi tidak
ada kelanjutannya. Dengan adanya BHP akan membuat Indonesia menjadi
krisis Pendidikan, pendidikan menjadi mahal membuat rakyat Indonesia
tidak bisa mengenyam pendidikan. Kita seharusnya malu dengan negeri
tetangga, seperti Singapura yang memiliki harga pendidikan lebih murah
bila dibandingkan dengan Indonesia. Begitu juga dengan India, yang
katanya negara miskin, tapi mampu menciptakan kualitas tingkat
internasional.. pendidikan sangat murah. Mereka di India tidak peduli
dengan fasilitas-fasilitas keren yang mengikuti Mode. Jika kita
belajar di India, rata-rata tempat belajar disana, akan membawa kita
kembali ke zaman tempo Doeloe.. dengan papan tulis dan kapur. Tapi,
mereka sangat mementingkan Kualitas. Hampir 70 % lulusan India
diterima di US dan beberapa negara di Eropa.
Karena apa ???, karena Mereka BERKUALITAS. Bagaimana Dengan INDONESIA???
Seluruh rakyat Indonesia nantinya bisa melihat... para wakil Rakyat
yang telah menghabiskan uang sekian Juta bahkan miliyaran... Pikiran
Pertama yang ada di benak mereka apa ??? Dapat dipastikan, Pikiran
Pertama Mereka adalah "BAGAIMANA MENGEMBALIKAN UANG YANG SUDAH
DIKELUARKAN BISA KEMBALI MODAL, BAHKAN KALAU BISA BERLIPAT GANDA"
itulah pikiran para politikus kita, hanya memikirkan "UNTUNG DAN
RUGI". Layaknya berdagang di Pasar.
Dan orang yang pertama kali merasakan adalah Rakyat. Tapi sangat
disayangkan, banyak masyarakat yang tidak sadar!!!. seperti halnya
pemungutan biaya untuk pembuatan KTP, ada di beberapa daerah yang
harus mengeluarkan uang 50 ribu - 150 ribu rupiah hanya untuk
pengurusan KTP, bukankah itu hanya akal-akalan pemerintahan setempat
untuk mengeruk keuntungan??? buat apa??? Ya UNTUK BALIK MODAL. Dan
nantinya BHP, terbentuknya BHP karena kebijakan yang telah dibuat oleh
Para Wakil Rakyat, mereka menjadikannya Proyek. Dampak nyata salah
satunya adalah Harga Pendidikan yang mahal, mengkayakan orang-orang
menjadi lebih kaya, demi keuntungan pribadi. bukan untuk meningkatkan
Kualitas.
Mungkin saat ini adalah arti dari munculnya tikus-tikus dari tenda
Haji milik Indonesia. Banyaknya orang-orang yang keluar hanya untuk
setumpuk uang.
bukan demokrasi lagi melainkan liberalisasi. Mencerminkan wajah tikus
yang kita gunakan untuk memvonis seseorang sebagai koruptor, ketika
semua orang berbondong-bondong untuk mengiklankan diri dengan
menghabiskan dana hampir 3 Triliyun rupiah (Kompas, 9 Februari 2009)
mereka lupa dengan kewajiban yang seharusnya dibela dan dikaji. Dana
sebesar itu seharusnya bisa untuk membangun dan membawa Indonesia
menjadi negara sejahtera. Dengan dana 3 Triliyun, bisa memperbaiki
Infrastruktur yang sudah sangat BURUK dan satu hal yang terpenting,
bahwa hal tersebut menyangkut masa depan Bangsa Indonesia, yaitu
PENDIDIKAN.
Ketika mereka sibuk kampanye, menghabiskan uang membuat topik mengenai
pendidikan menjadi tenggelam, yaitu dengan dibentuknya BHP (badan
Hukum Pendidikan). Kita hanya mendengar Mahasiswa berdemo tapi tidak
ada kelanjutannya. Dengan adanya BHP akan membuat Indonesia menjadi
krisis Pendidikan, pendidikan menjadi mahal membuat rakyat Indonesia
tidak bisa mengenyam pendidikan. Kita seharusnya malu dengan negeri
tetangga, seperti Singapura yang memiliki harga pendidikan lebih murah
bila dibandingkan dengan Indonesia. Begitu juga dengan India, yang
katanya negara miskin, tapi mampu menciptakan kualitas tingkat
internasional.. pendidikan sangat murah. Mereka di India tidak peduli
dengan fasilitas-fasilitas keren yang mengikuti Mode. Jika kita
belajar di India, rata-rata tempat belajar disana, akan membawa kita
kembali ke zaman tempo Doeloe.. dengan papan tulis dan kapur. Tapi,
mereka sangat mementingkan Kualitas. Hampir 70 % lulusan India
diterima di US dan beberapa negara di Eropa.
Karena apa ???, karena Mereka BERKUALITAS. Bagaimana Dengan INDONESIA???
Seluruh rakyat Indonesia nantinya bisa melihat... para wakil Rakyat
yang telah menghabiskan uang sekian Juta bahkan miliyaran... Pikiran
Pertama yang ada di benak mereka apa ??? Dapat dipastikan, Pikiran
Pertama Mereka adalah "BAGAIMANA MENGEMBALIKAN UANG YANG SUDAH
DIKELUARKAN BISA KEMBALI MODAL, BAHKAN KALAU BISA BERLIPAT GANDA"
itulah pikiran para politikus kita, hanya memikirkan "UNTUNG DAN
RUGI". Layaknya berdagang di Pasar.
Dan orang yang pertama kali merasakan adalah Rakyat. Tapi sangat
disayangkan, banyak masyarakat yang tidak sadar!!!. seperti halnya
pemungutan biaya untuk pembuatan KTP, ada di beberapa daerah yang
harus mengeluarkan uang 50 ribu - 150 ribu rupiah hanya untuk
pengurusan KTP, bukankah itu hanya akal-akalan pemerintahan setempat
untuk mengeruk keuntungan??? buat apa??? Ya UNTUK BALIK MODAL. Dan
nantinya BHP, terbentuknya BHP karena kebijakan yang telah dibuat oleh
Para Wakil Rakyat, mereka menjadikannya Proyek. Dampak nyata salah
satunya adalah Harga Pendidikan yang mahal, mengkayakan orang-orang
menjadi lebih kaya, demi keuntungan pribadi. bukan untuk meningkatkan
Kualitas.
Mungkin saat ini adalah arti dari munculnya tikus-tikus dari tenda
Haji milik Indonesia. Banyaknya orang-orang yang keluar hanya untuk
setumpuk uang.
Komentar
Apa kabar?
Sukses gak nyalegnya?
http://hanafimohan.blogspot.com/